Sebabbeginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup! (Amos 5:4) Keadaan sosial pada zaman Amos memperlihatkan kehidupan masyarakat yang agamawi. Mereka setia di dalam menjalankan ritual keagamaannya namun sesungguhnya apa yang mereka lakukan bukanlah penyembahan kepada Allah namun sekedar kebiasaan
Ketikakita bergerak dalam visi Kerajaan Allah, dengan sendirinya kita telah melayani Tuhan melalui talenta dan pekerjaan yang Tuhan percayakan untuk kita. Contoh sederhana dalam Alkitab berikut ini pasti akan dapat membangkitkan semangat kita untuk melayani Tuhan di Market Place. Yusuf adalah seorang pekerja sekuler yang menegakkan kerajaan
Dengankata lain, fokusku adalah lebaran cakupan pembahasan dengan harapan dan keyakinan bahwa Tuhan akan memakai pengalamanku untuk menguatkanmu menghadapi sisi gelap pelayanan dalam terang-Nya. #1. Depresi tidak pandang bulu. Walaupun ini terdengar sepele, ironisnya kebenaran inilah yang paling sering kita lupakan.
Dalamsuratnya, ada kata-kata yang menyentuh hati ini, ”Upayakanlah sebisa-bisanya untuk segera datang kepadaku.” ( 2 Timotius 4:9) Paulus sangat mengasihi Timotius. Dia menyebutnya ”anak yang kukasihi dan setia dalam Tuan”. ( 1 Korintus 4:17) Tidak heran, dia ingin bersama sahabatnya ini pada akhir kehidupannya!
DownloadContoh RPPH PAUD Model Pembelajaran Kelompok Kurikulum 2013 terbaru disini. RPPH singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian yaitu sebuah acuan untuk mengelola kegiatan bermain dalam satu hari. RPPH disusun dan dilaksanakan oleh pendidik. Format RPPH tidak harus baku tetapi memuat komponen-komponen yang ditetapkan.
Matius7:1-12. Menarik untuk diperhatikan bahwa khotbah di bukit ini merupakan rangkaian khotbah yang sangat terstruktur. Di pasal 5 dan 6, Yesus berbicara mengenai diri pribadi atau jati diri orang Kristen, bagaimana orang Kristen harus memiliki watak seperti Kristus. Yesus menetapkan standar karakter yang tinggi bagi pengikut-pengikut-Nya.
Sebabitu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. 1 Tesalonika 5. 21. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Okay, untuk segera mengetahui perbedaan keduanya, kita langsung masuk ke contoh kasus : (saya hanya mengulas beberapa contoh saja) Mencobai Tuhan.
5Sikap Pelayan Tuhan. Ada 5 perkara yang akan kita pelajari sebagai sikap yang harus dimiliki oleh setiap pelayan Tuhan. a. Memiliki sikap mengasihi ( Ayat 9-10) Mengasihi adalah syarat utama dalam melayani pekerjaan Tuhan. Setiap orang bisa melayani.
.
Sumber Alkitab / 9 November 2016 Shine Contributor Dengar kata "pelayanan" banyak orang mungkin berkata, “Munafik, belum bener aja udah melayani Tuhan,” atau bahkan ada tuduhan, “Udah lu ga layak, ga usah so suci melayani Tuhan.” Tapi tahukah Anda bahwa kerinduan Tuhan adalah agar kita semua melayani Dia. Dia mati agar kita menerima hidup dan hidup dalam segala kelimpahan, artinya apa yang sudah Dia berikan kepada kita secara cuma-cuma hendaknya kita bagikan kepada orang lain juga secara cuma-cuma. Contohnya ada seorang yang dilunasi hutangnya pasti dia akan merasa hutang budi kepada yang melunasi hutangnya, demikian juga kita kepada Yesus. Kita diselamatkan dan dengan melayani adalah bukti bahwa kita mengasihi dan bersyukur kepada setiap perusahaan berusaha memberikan pelayanan terbaik. Hidup kita tidak pernah lepas dari pelayanan. Contoh jika kita ke minimarket bahkan kasir menyapa, ada doktef gigi yang bersikap ramah kepada anak-anak, kalau di kampus ada petugas administrasi yang melayani mahasiswa, dan juga di dunia perbankan. Kesimpulan jiwa melayani dibutuhkan dalam kehidupan kita saat ini bahkan di sorga kelak kita tetap melayani Raja gereja, bayangkan bagaimana kalau yang penerima tamu adalah orang yang cembetut. Para singer adalah orang-orang yang cuma tahu nyanyi tapi cuma di bibir saja, ngga ada gunanya karena orang dunia suaranya lebih merdu. Sikap hati melayani harus dikembangkan, belajar mengerti apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita mengasihi Tuhan dengan segenap ga liat seberapa banyak pelayanan yg kamu lakukan sebab Alkitab sendiri berkata “ enyahlah kamu sekalian yg melakukan kejahatan” Lukas 1327 kepada orang-orang yang berkata bahwa mereka sudah melayani Tuhan, pelayanan tanpa kasih akan begitu menjijikan dihadapan Tuhan. Kamu tidak melayani Tuhan tapi sedang melayani dirimu sendiri. Berikut ini pertanyaan yang mungkin bisa menggelitik kita akan itu pelayanan? Pelayanan adalah sesuatu perbuatan yang kita lakukan untuk keuntungan Tuhan dan atau sesama dengan sikap rendah hati, bersyukur dan menyembah Tuhan karena kita percaya ada upah bagi kita yang melayani Tuhan. Mengapa kita melayani? Apa dosa jika tidak melayani? Kita diciptakan untuk melayani Mazmur 11991 “ Menurut hukum-hukum-Mu semuanya itu ada sekarang, sebab segala sesuatu melayani Engkau.”Tuhan ingin kita melayani satu sama lain 1 Petrus 410 ”Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.”Karena Allah telah terlebih dahulu melayani kita. Dia datang ke dunia untuk melayani bukan dilayani Matius 2028 “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”Yang terakhir kita melayani karena hanya ada dua tipe pelayan/hamba yakni hamba Tuhan atau setan. Jika kita tidak melayani Tuhan artinya kita melayani kedagingan atau hawa nafsu kita sendiri. Lukas 1613 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan...” Seperti Pohon, dia tidak berbuah untuk dirinya sendiri. Manusia diciptakan untuk melayani dan berguna bagi Kerajaan Tuhan atau Pencipta-Nya dan orang lain. Saat kita memandang kepada kebaikan Tuhan tidak mungkin hati kita tidak tergerak untuk mengikuti apa yang sudah Dia lakukan kepada saja yang bisa melayani? Yang mau memuliakan Tuhan 1 Petrus 411 “Jika ada orang yang berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.”Yang mau menjadi besar Markus 1043 “ Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.”Bagaimana cara melayani yang benar?* Tanpa memilih apakah itu pelayanan “kecil/besar”, “tampil di depan umum/tidak” baca 1 Samuel 167 manusia melihat apa yang ada di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati. Mungkin kamu disanjung dan disalami karena melayani tapi hanya Tuhan yang tahu hatimu. Apakah kamu sedang membanggakan kemampuan/talenta atau kamu mengembalikan segala kemuliaan bagi nama Tuhan Yesus. * Sikap hati yang benar rendah hati, mengasihi jiwa-jiwa, melakukan dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan. Firman Tuhan berkata “yang memberikan air secangkir saja maka dia tidak akan kehilangan upahnya”, melayani ngga pilih-pilih sebab kita tahu Tuhan lihat semua perbuatan kita, Dia mengawasi setiap tingkah laku.* Sesuai dengan talenta. Contoh Musa yang memimpin karena dia gagap dan Harun yang berbicara dengan Firaun. Kelemahan kita adalah kelebihan yang ada pada orang lain dan sebaliknya, Tuhan ingin semua bersatu untuk memuliakan nama-Nya. Roma 127 berkata “Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati.”* Memandang kepada upah. Kolose 324 mencatat “Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.”Apa saja pelayanan di gereja khususnya? Apa saja yang orang lain/gereja butuhkan dari kita. Menjadi pendoa, pemusik, worship leader, merapikan dan menjaga kebersihan gereja, menasihati sesama anak Tuhan, mendengarkan curhat anak Tuhan dan bahkan bersaksi. Banyak sekali rupa-rupa pelayanan, di dalam gereja besar bermula dari pelayanan-pelayanan kecil. Daud harus menggembalakan dua atau tiga ekor domba dulu, Yusuf menjadi budak dulu, bahkan Yesus juga pernah menjadi tukang kayu. Sidney Mohede dulu adalah crew yang menggulung kabel sehabis ibadah sebelum akhirnya menjad pemimpin pujian yang diurapi. So, tetap semangat melayani Tuhan karena Dia Baik dan Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia Tuhan bagi mereka yang mengasihi-Nya. Selamat melayani!Yohanes 517 Tetapi Ia berkata kepada mereka “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga”Yohanes 627 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan ini adalah kontribusi dari visitor Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan menguploadnya langsung melalui fitur Berani Bercerita di info lebih jelas KLIK DISINI. Halaman 1
Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar frasa “saling melayani”? Apakah kamu terpikir tentang, “Aduh, males ah”, “capek”, “aku nggak mau diganggu”. Melayani orang lain bisa jadi aktivitas yang memberatkan di saat jadwal kita terasa padat, atau kita merasa sudah sibuk dengan beragam hal. Namun, panggilan untuk saling melayani adalah panggilan yang penting dalam kehidupan Kristen. Yesus memberi teladan melayani dan Dia meminta kita untuk melakukan yang sama Lukas 2225-27. Melayani orang lain tidak melulu tentang hal besar. Kita bisa melayani dari hal yang paling sederhana. Ini 5 tips buatmu.
1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. 2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. 3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. 4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” 5 Simon menjawab “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” 6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. 7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. 8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” 9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; 10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” 11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. Luk. 51-11 Pengantar Billy Graham sumber Tahun lalu, tepatnya bulan Februari 2018, dunia Kekristenan kehilangan seorang tokoh besar, yaitu Penginjil Billy Graham. Kita tentu terkesan dengan rekam jejak pelayanannya banyak orang yang bertobat setelah mengikuti KKR-nya, kedekatannya dengan pemimpin-pemimpin dunia, serta larisnya buku-buku yang ditulisnya. Tetapi di luar itu semua, saya mengagumi satu hal. Billy Graham mampu bertahan begitu lama dalam menjalani panggilan Tuhan saat meninggal, usianya hampir 100 tahun. Hidupnya pun sepi dari berita negatif. Di tengah begitu banyaknya tokoh Kristen yang harus berhenti dari panggilannya karena satu dan lain hal, tentu teladan hidup dari Billy Graham ini patut kita cermati. Mengapa Tuhan tetap memakai dia sampai begitu lama? Apa kuncinya? Pada kesempatan ini, marilah kita belajar dari sikap Petrus dalam kisah ini disebut Simon pada waktu dia dipanggil Tuhan Yesus untuk menjadi seorang penjala manusia. 1. Petrus Menebarkan Jalanya Seperti Perintah Tuhan Yesus Bagian ini menceritakan panggilan Tuhan Yesus kepada Petrus dan kedua rekannya, Yohanes dan Yakobus. Pada waktu itu, Tuhan Yesus melihat mereka sedang membersihkan jala bersama para nelayan yang lain. Rupanya, semalaman mereka berkerja dengan sia-sia. Mereka tidak mendapat tangkapan sama sekali. Lalu Tuhan Yesus naik ke perahu Petrus dan meminta dia untuk menebarkan jalanya. Sepintas lalu, tidak ada yang salah dalam perintah ini. Tetapi jika kita perhatikan, perintah ini sangat janggal. Secara logis, Petrus bisa menolak perintah Tuhan Yesus ini. Dia adalah seorang nelayan, sementara Tuhan Yesus dididik sebagai tukang kayu seperti ayahnya. Tentu saja, Petrus lebih tahu tentang menjala ikan dibanding Tuhan Yesus ingat, pada waktu itu Petrus belum sepenuhnya tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah. Kemudian, pada saat itu hari sudah terang. Jika malam sebelumnya saja para nelayan tidak mendapat ikan, apalagi siang hari! Namun demikian, Petrus tetap saja menuruti perintah Tuhan Yesus. Dia pun bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jalanya, tepat seperti apa yang diperintahkan Tuhan Yesus. Apa yang terjadi? Petrus memperoleh hasil tangkapan yang luar biasa banyak. Sampai-sampai jalanya pun robek! Bahkan ketika teman-temannya datang membantunya, dua perahu mereka hampir tenggelam karena terlalu banyaknya ikan yang didapat. Inilah yang akan terjadi juga ketika kita mengarahkan pelayanan kita seperti apa yang Tuhan mau. Pelayanan kita tidak akan sia-sia, tetapi akan menjadi pelayanan yang berbuah banyak tetapi bukan berarti selalu terlihat oleh mata, misalnya jumlah jemaat yang banyak belum tentu menurut Tuhan juga berbuah. Sayangnya, banyak pelayan Tuhan yang mengarahkan pelayanan sesuai kehendak mereka sendiri. Misalnya, beberapa gereja “terpaksa” mengikuti trend yang tidak sesuai dengan Alkitab demi mempertahankan jemaat di tengah maraknya gereja-gereja yang terus bermunculan. Ada majelis atau juga hamba Tuhan yang menjalankan program di gerejanya sebagaimana dia berbisnis. Mereka merasa paling tahu. Lupa ada pribadi Yang Mahatahu. Walaupun bisa terlihat berhasil di mata manusia, tetapi pasti sia-sia di mata Tuhan. Marilah kita belajar dari Petrus, yang patuh terhadap apapun arahan Tuhan Yesus walaupun terlihat tidak masuk akal. Tuhanlah yang memiliki pelayanan sehingga Dialah yang berhak menentukan arah pelayanan. Dan hanya Dialah yang mampu menjadikan pelayanan kita berbuah. Hal yang tidak mampu dilakukan oleh manusia. 2. Petrus Tersungkur di Hadapan Tuhan Yesus Setelah mendapatkan tangkapan yang begitu banyak, Petrus langsung tersungkur di hadapan Tuhan Yesus. Bahkan dia “mengusir” Tuhan Yesus. Petrus tahu, Orang yang ada di hadapannya itu bukan orang biasa. Petrus tidak layak untuk berdekatan dengan-Nya. Tetapi Tuhan Yesus malah berkata, “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Ternyata, sikap Petrus itu justru menunjukkan bahwa dia memiliki hati yang benar untuk dibentuk menjadi seorang murid. Pada waktu Samuel memilih Daud di antara kakak-kakaknya, dia berkata, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” 1Sam. 167. Betapa kelirunya jika dalam menjalankan panggilan Tuhan, kita malah membanggakan diri. Ada seorang hamba Tuhan yang pada waktu pertama kali berkhotbah, dia tidak bisa tidur karena takut. Tetapi setelah belasan tahun berkhotbah, dia merasa tidak perlu lagi melakukan persiapan. Seseorang yang begitu senangnya begitu terpilih dalam pelayanan gereja, setelah sekian lama dia merasa biasa dengan pelayanan tersebut. Akibatnya, dia menjauh dari Tuhan. Masih sibuk terlibat dalam pelaynaan, tetapi tidak lagi berdoa dan membaca firman Tuhan. Dan yang lebih sering terjadi, banyak orang tua Kristen yang tidak merasa perlu untuk mendidik anak-anaknya dalam firman Tuhan. Mereka merasa, keterampilan hidup yang mereka ajarkan kepada anak-anak mereka sudah cukup menjadi bekal hidup. Jika demikian yang terjadi, jangan heran jika suatu saat mereka jatuh dan tidak dipakai oleh Tuhan lagi. Jangan heran melihat para hamba Tuhan jatuh, tokoh Kristen melakukan hal yang tidak terpuji, atau diri kita yang tidak mampu menjalani panggilan Tuhan dengan setia. Jika hati jauh dari Tuhan, maka Tuhan pun tidak akan mau memakai. Ibaratnya, akankah seorang pemilik perusahaan mau mempekerjakan karyawan yang selalu melawannya? 3. Petrus Meninggalkan Segala Sesuatu untuk Mengikut Yesus Setelah Tuhan Yesus memanggil Petrus untuk menjala manusia, Petrus dan kedua rekannya Yakobus dan Yohanes pun langsung meninggalkan segala sesuatunya. Mengapa mereka bisa seperti itu? Karena mereka tahu seberapa tinggi nilai panggilan Tuhan Yesus yang akan mereka jalani. Jika tadinya mereka menjala ikan, demi memenuhi kebutuhan fisik, maka sekarang mereka menjala manusia, sesuatu yang bernilai rohani. Jika tadinya melakukan yang bernilai sementara bagaimanapun ikan bisa busuk dan pasti habis, maka sekarang mereka melakukan yang bernilai kekal. Dan yang lebih penting lagi, apa yang mereka lakukan sekarang tidak akan pernah sia-sia seperti hasil tangkapan malam sebelumnya. Pada masa Perjanjian Baru, banyak budak yang akhirnya menjadi pengikut Kristus sumber gambar Apakah dalam menjalankan panggilan Tuhan, kita semua harus meninggalkan segala sesuatu seperti Petrus dan kedua rekannya ini? Perlu diingat bahwa panggilan seperti ini sangat khusus, tidak semua orang dipanggil dengan cara demikian. Ketika Paulus mengajar bagaimana jemaat Korintus mengikuti panggilan Tuhan, dia berkata, “Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah” 1Kor. 720. Paulus mengajarkan, jika seseorang mendapatkan panggilan Tuhan ketika dia masih berstatus budak, maka dia pun bisa menjalankan panggilan-Nya dengan status budak pula. Dan ketika seseorang mendapatkan panggilan Tuhan ketika dia masih belum disunat, maka dia tidak perlu disunat untuk menjalankan panggilan tersebut. Bahkan ketika Paulus dipanggul menjadi rasul, dia masih tetap bekerja sebagai pembuat tenda. Jadi, kita tidak perlu merasa bersalah atau merasa kurang serius dalam menjalankan panggilan Tuhan seandainya kita tidak menjadi hamba Tuhan penuh waktu full-timer. Kita tetap dapat menjalankan panggilan Tuhan dengan sepenuh hati, dengan tetap menjalani pekerjaan kita sehari-hari. Seperti kata beberapa orang, jangan sampai kita menjadi hamba Tuhan yang berjiwa bisnis selalu berusaha mencari keuntungan. Lebih baik, menjadi pebisnis yang berjiwa hamba Tuhan! Yang penting, jalani pekerjaan kita itu demi sesuatu yang bernilai kekal jangan hanya keuntungan duniawi, tetapi dalam rangka menjangkau jiwa dan menjadi berkat bagi sesama. Penutup Kita telah belajar dari Petrus bahwa Tuhan mencari orang yang taat kepada kehendak-Nya, rendah hati karena peka dengan kekudusan-Nya, dan sepenuh hati menjalankan panggilan-Nya. Pendeta Rick Warren, yang dimentori oleh Billy Graham selama 40 tahun bersaksi, bahwa kunci keberhasilan pelayanan Billy Graham adalah senantiasa meninggikan otoritas Alkitab, menyadari bahwa dirinya hanyalah pelayan Tuhan, dan fokus untuk memenangkan jiwa. Inilah benang merah yang terdapat dalam diri para pelayan Tuhan. Jika ingin “berhasil” dalam panggilan Tuhan, janganlah mengejar penampilan, skill, berjejaring dengan orang-orang berpengaruh atau pada masa kini, mengejar jumlah likes, views dan followers. Tetapi perhatikanlah apalah diri kita sudah mencerminkan murid Tuhan atau belum. Marilah kita bersandar pada Roh Kudus untuk dapat meneladani sikap para tokoh iman ini. Dengan begitu, kita dapat menjalankan panggilan Tuhan dengan setia sampai akhir. Inilah satu-satunya cara untuk menjalani hidup yang bermakna. Amin. Pertanyaan Refleksi 1. Di antara ketiga hal yang diteladankan oleh Petrus, manakah yang paling sulit Anda lakukan? Mengapa? 2. Bagaimana tanggapan Anda terhadap orang-orang yang sebenarnya jauh dari Tuhan namun kelihatan begitu berhasil dalam pelayanan mereka? 3. Setelah menjadi murid Tuhan Yesus, Petrus pernah jatuh dan menyangkal Dia. Mengapa bisa terjadi? Bagaimana seharusnya yang kita lakukan untuk menghindari hal semacam ini?
Ayat Firman Tuhan Tentang Kesempatan HidupKumpulan Ayat Alkitab Tentang KesempatanDaftar Ayat Emas Alkitab LainnyaAyat Firman Tuhan Tentang Kesempatan – Ayat Alkitab tentang kesempatan melayani dalam hidup. Ketika menjalani kehidupan di dunia, ada banyak hal yang mungkin kita hadapi. Terutama soal kesempatan melakukan ini meliputi pekerjaan, pendidikan, kesempatan dekat dengan orang yang dicintai, mengubah nasib, bisnis, dan lain sebagainya. Ada pepatah mengatakan kesempatan tak datang dua ada kesempatan tiba, dan mungkin itu baik, maka ambillah. Jangan lupa sertai dengan doa supaya apa yang kita pilih adalah yang terbaik bagi diri kita juga dimiliki dalam hal pelayanan kepada Tuhan. Kadang, kita ditawari untuk melayani Tuhan, dan harusnya itu diterima sehingga tidak menyesal di kemudian banyak petunjuk-petunjuk penting kehidupan lainnya mengenai kesempatan yang dibahas dalam Alkitab. Di sini, kami akan menjelaskannya secara Ayat Alkitab Tentang KesempatanSimak ulasan lengkap mengenai daftar ayat emas Alkitab atau firman Tuhan tentang kesempatan yang baik berikut ini. Anda bisa menyimaknya dalam ayat-ayat di bawah berikut kita mengaku dosa kita, ia setia dan adil untuk mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala I 19Tuhan itu tidak lambat untuk menggenapi janji-Nya karena beberapa kelambatan menghitung, tetapi adalah pasien ke arah Anda, tidak ingin bahwa harus binasa, tetapi bahwa semua harus mencapai II 39Maka Petrus datang dan berkata kepadanya, Tuhan, seberapa sering akan adikku berbuat dosa terhadap aku, dan aku memaafkan dia? Sebanyak tujuh kali?’ Yesus berkata kepadanya, saya tidak mengatakan kepada Anda sebanyak tujuh kali, tapi tujuh puluh kali 1821-22Kemudian Yunus berdoa kepada Tuhan Allah dari dalam perut ikan, mengatakan, aku berseru kepada Tuhan, dari penderitaan saya, dan ia menjawab aku; dari perut Sheol aku menangis, dan Anda mendengar suara saya. Untuk Anda membuang aku ke dalam, ke pusat lautan dan banjir dikelilingi saya; Semua gelombang dan melingkupi Anda melewati 21-3Tetapi ini yang saya sebut pikiran, dan oleh karena itu saya memiliki harapan kasih setia Tuhan tidak pernah berhenti; kemurahan-nya tidak pernah datang ke sebuah akhir; mereka adalah baru setiap pagi; besar adalah 321-23Daftar Ayat Emas Alkitab LainnyaKami juga memiliki berbagai kumpulan daftar ayat Alkitab tentang pembahasan menarik lainnya dalam kehidupan. Simak ulasan lengkapnya pada artikel yang telah publish berikut Ayat Alkitab Tentang Kemurahan HatiKumpulan Ayat Alkitab Tentang KomunikasiAyat Alkitab Tentang Menikmati Masa MudaAkhir KataDemikian ulasan singkat mengenai beberapa ayat alkitab tentang kesempatan melayani. Mudah-mudahan apa yang telah kami bagikan mengenai ayat Alkitab tentang kesempatan ini bisa menginspirasi, memotivasi, dan menyejukkan hati kita Cara Puasa Minta Jodoh KristenDoa Bapa Kami Berbagai Bahasa LengkapCara Menjadi Wanita Kristen yang Bijaksana
Pelayanan adalah rahasia keberhasilan. Itulah yang Yesus katakan. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Matius 2311 Pelayan terbesar yang pernah ada adalah Yesus dan kita harus mengikut modelnya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Markus 1045 Hey! Jangan cuma baca dan belajar saja, tapi hargai penulisnya dengan like, follow, dan kasih pendapat di komen serta bagikan supaya kehidupan bersama lebih baik. Yesus adalah pelayan terbesar dan memiliki dampak terbesar. Jika kita mau dampak yang besar dalam hidup kita, maka itu datang dari pelayanan yang besar. Semua area kehidupan mengajarkan begitu juga. Santa penting untuk melayani orang. Setiap bos tahu betapa pentingnya melayani pekerja mereka. Setiap wiraswasta tahu jika mau usahanya berhasil, dia harus melayani pelanggan. Jika kita berpikir bahwa kita tidak punya waktu untuk melayani, maka kita perlu memikirkan kembali karena melayani adalah rahasia keberhasilan dalam semua area kehidupan. Setiap usaha yang mau menjadi besar tahu bahwa itu dimulai dari pelayanan. Setiap sekolah yang mau menjadi besar tahu bahwa itu dimulai dari pelayanan. Setiap komunitas bahkan sampai negara tahu betapa pentingnya melayani. Tapi banyak yang memiliki gambaran yang salah tentang pelayan. Yesus mau membenarkan itu. Kita membayangkan melayani adalah untuk mereka yang lemah, yang punya banyak waktu kosong, atau seseorang tanpa visi atau energi. Tuhan mengatakan dengan jelas dalam Alkitab bahwa Dia tidak mau kita menjadi budak siapapun. Dia telah memerdekakan kita. Tapi dia mau kita menjadi pelayan untuk semua orang. Budak dan pelayan adalah dua hal yang berbeda. 1. PELAYAN MENGASIHI Yesus mengasihi murid-murid-Nya. Itulah sebabnya Ia melayani mereka. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Yohanes 131b Di saat bagaimana Yesus menunjukkan kasih kepada murid-murid-Nya? Bukan saat Dia melakukan mujizat, tapi saat Dia melayani mereka. Pelayanan adalah tentang motivasi. Pelayanan dimotivasi oleh kasih. Jika pelayanan dimotivasi oleh ketakutan, rasa bersalah, atau lainnya, pelayanan itu tidak akan ebrtahan lama. Itu akan membuat kita terbeban dan menjadi lelah di dalam. Kita perlu tahu bahwa kita, sebagai manusia, adalah makhluk yang penuh dengan konflik. Tidaklah sering kita dimotivasi oleh kasih. Tapi itu bukanlah alasan kita untuk tidak mau melayani. Pertanyaannya bukanlah apakah kita sempurna, tapi apakah kita bertumbuh di dalam motivasi akan kasih? Kita tidak akan pernah menjadi sempurna sampai akhir hidup kita, tapi apakah kita terus bertumbuh di dalam motivasi akan kasih? Karena semakin kita dimotivasi oleh kasih, semakin kita dikuatkan untuk melayani, semakin kita mencapai apa yang Yesus katakan tentang keberhasilan. Bagaimana kita dimotivasi oleh kasih? Bagaimana kita mengisi tanki kita dengan kasih? Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. 1 Yohanes 419 Jadi ini dimulai dengan kasih Tuhan. Itulah dimana kita mengisi tanki kita. Jangan memulai dengan kasih kita karena kita tidak punya cukup kasih. Kasih kita mungkin hanya bertahan 5 tahun, 5 bulan, atau bahkan 5 menit. Tapi jika kasih Tuhan yang tanpa syarat dan kekal selamanya mengisi kita, maka kita akan bisa mengasihi orang lain dengan kasih Tuhan. Jika kita mengenal kasih Tuhan yang mengampuni kita tanpa syarat, maka kita diberikan kebebasan untuk mengampuni orang lain. Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Galatia 513 Tuhan memberikan kehendak bebas. Kita bisa memilih untuk menjadi egois atau melayani tapi Paul menyarankan orang-orang di Galilea untuk melayani. Kita mengasihi orang-orang yang kita layani. Kita tidak akan selalu suka dengan apa yang kita kerjakan, tapi kita suka melayani orang-orang yang kita layani. Orang tua tidak akan mengatakan bahwa mereka suka mengganti popok, tapi mereka suka melayani anak mereka. Kasih mereka terhadap si bayi memapukan mereka untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai. Kita melayani bukan karena kita harus, tapi karena kita mengasihi. 2. PELAYAN TAHU SIAPA MEREKA Seorang pelayan mengetahui identitas mereka. Mereka tidak berusaha membuktikan diri mereka atau membuat orang lain mengakui mereka, tapi mereka sudah tahu diri mereka. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Yohanes 133-4 Yesus sedang mempersiapkan dirinya untuk melayani murid-murid-Nya. Yesus tahu bahwa kuasa ada pada-Nya karena sudah diberikan kepada-Nya, tapi dia memilih untuk melayani. Dia bisa memilih untuk melakukan apapun, tapi Dia memilih untuk melayani Dia tahu Dia datang dari Bapa dan akan kembali ke Bapa. Orang-orang yang tidak percaya diri dengan identitas mereka, dengan kasih Tuhan, dengan apa yang dikatakan kepada mereka tentang diri mereka, tidak akan menjadi pelayan yang baik. Kenapa? Karena mereka akan selalu berusaha membuktikan diri mereka kepada orang lain supaya orang-orang tahu mereka. Iblis terus menerus merusak identitas kita. Dia berusaha membuat kita tidak aman dengan diri kita sehingga kita menjadi fokus dengan diri kita sendiri daripada fokus kepada orang-orang yang punya kebutuhan untuk bisa kita layani. Ada perbedaan antara menjadi kodependen dan menjadi pelayan. Jika kita kodependen melakukan sesuatu untuk orang lain supaya kita merasa baik tentang diri kita, kita sedang menaruh orang lain pada posisinya Tuhan. Kita mengharapkan mereka untuk membuat kita menjadi lebih baik. Kita bisa menjadi pelayan terbaik di tempat kita tapi di dalam kita, kita tidak memiliki identitas yang kuat. Kita sedang mencari identitas kita dan itu sangat berbeda dengan melayani. Melayani dimulai dengan kekuatan bahwa Tuhan mengasihi kita, bahwa Tuhan memenuhi kebutuhan kita, dan memberikan kekuatan itu kepada orang lain. Siapakah kita di dalam Yesus Kristus? Kita adalah terang dunia. Kita adalah anak Tuhan. Kita adalah keturunan ilahi. Kita adalah sahabat Tuhan. Kita diadopsi Tuhan. Kita dipilih Tuhan. Kita bait suci Tuhan. Masih banyak lagi apa yang Alkitab katakan tentang kita di dalam Yesus. Setiap hari musuh berusaha mencuri identitas kita sehingga kita lupa siapa kita dan mulai disibukkan dengan hal-hal dunia untuk membuktikan identitas kita yang tidak sesuai dengan identitas kita sebenarnya. Yang perlu musuh lakukan hanyalah membuat kita mendengarkan apa yang situasi atau orang lain katakan tentang kita. Tapi saat kita kembali kepada Tuhan dan mendengarkan kembali apa yang Tuhan katakan tentang kita, maka kita sedang menguatkan identitas sejati kita. Pelayan tahu siapa mereka. 3. PELAYAN MEMENUHI KEBUTUHAN Jika kita seorang pelayan, maka kita memilih untuk memenuhi kebutuhan dalam hidup orang lain. Yesus memenuhi kebutuhan murid-murid saat Dia membasuh kaki mereka. Itulah yang dibutuhkan murid-murid pada saat itu karena kaki mereka sangat kotor akibat debu di jalan. Pada saat itu semua ornag sedang sibuk mempersiapkan Perjamuan Makan Paskah. ada yang mempersiapkan lembu. ada yang mempersiapkan anggur dan cawan. Semuanya sedang dipersiapkan kecuali satu ruangan yang sedang dipinjamkan kepada mereka dan tidak ada pelayan yang datang ke ruangan itu. Tidak ada yang membersihkan kaki murid-murid dan semua mulai memainkan permainan “Giliran siapa melayani”. Semua saling melempar tanggung jawab. Alkitab tidak mengatakan apapun tentang mengambil giliran untuk melayani. Apakah Alkitab pernah mengatakan kasihilah satu dan yang lain pada saat giliranmu? Atau layanilah satu yang lain pada saat giliranmu? Tidak ada giliran dalam Alkitab. Yang ada hanyalah kasihilah, layanilah. Ketika Yesus masuk ke dalam dan melihat. Dia melakukan ini. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Yohanes 135 Tuhan dalam bentuk daging membasuh kaki. Kenapa Yesus membasuh kaki? Pertama karena kaki murid-murid kotor. Kedua karena hati mereka sedang angkuh. Jika tidak angkuh, pasti salah satu dari mereka mau membasuh. Tapi mereka tidak dan saling melempar tanggung jawab. Membasuh kaki pada saat ini adalah sebuah tindakan memenuhi kebutuhan orang lain. Jika kita tidak pernah melayani, gereja adalah tempat untuk memulai pelayanan. Jika kita tidak tahu mesti melayani, cobalah salah satu. Jika tidak sesuai, maka kerjakan yang lain. yang penting terjunlah melayani. Ada pelayanan yang berdasarkan kita dibentuk dan pelayanan berdasarkan kebutuhan yang menekan. Pelayanan yang berdasarkan kita dibentuk adalah pelayanan yang sesuai dengan bagaimana kita diciptakan. Kita diciptakan dengan karunia rohani, hati, karakter, pengalaman, dan kemampuan yang berbeda-beda dimana itu akan menjadi pelayanan seumur hidup kita. Tapi ada juga pelayanan yang tidak kalah pentingnya yaitu pelayanan berdasarkan kebutuhan yang menekan. Ketika kita melihat kebutuhan di depan kita, kita sadar bahwa kita harus memenuhi kebutuhan itu. Kadang kita bingung dan berpikir jika kita sudah dibentuk untuk melayani di bagian ini, maka kita tidak perlu melakukan pelayanan yang bukan bagian kita. Jadi kita berjalan di gereja dan menemukan sampah di jalan, kita berkata bahwa kita tidak dibentuk untuk memungut sampah. Jadi kita tunggu orang lain yang dibentuk untuk memungut sampah. itu adalah sesuatu yang salah. Jika kita melihat ada tumpukan sampah di tetangga kita, kita bisa menawarkan diri untuk membuang sampah tersebut. 4. PELAYAN MELAYANI ORANG YANG TIDAK SEMPURNA Karena kita melayani orang yang tidak sempurna, maka kita bisa kecewa, sakit, atau luka saat melayani. Mereka bahkan bisa melayani palayanan kita. Yesus melayani murid-murid yang tidak sempurna. Saat masuk ke dalam ruangan dimana Yesus membasuh mereka, mereka berselisih tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. Lukas 2224 Ini terjadi pada malam itu. Ketika Yesus berjalan ke dalam ruangan, mungkin kita membayangkan sedang ada suasana menyembah atau rohani di dalam. Tapi tidaklah seperti itu. saat mereka masuk, itu bukanlah tempat yang kudus, tapi tempat dimana mereka mulai beradu pendapat. Yesus yang menghabiskan 3 tahun bersama mereka dan mengajarkan mereka terus menerus tentang pelayanan masuk ke dalam dan mau menghabiskan malam terakhir Dia bersama dengan mereka. Tapi Yesus malah menemukan keadaan seperti itu. Murid-murid masih tidak mengerti tentang melayani. Bagaimana perasaan Yesus saat itu? Mungkin kita akan tergoda untuk pergi saya pernah tergoda untuk itu. Tapi sebaliknya Yesus melayani mereka. Kita tidak melayani untuk pengakuan orang lain. Kita melayani karena Tuhan mengasihi kita dan perbedaan yang bisa kita buat dalam hidup mereka. Orang-orang akan mengecewakan kita tapi kita bisa memilih untuk tidak kecewa. Jangan biarkan kekecewaan itu mencuri kita dari kebesaran saat melayani. Yesus bahkan membasuh kaki Yudas, orang yang mengkhianati-Nya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yohanes 132 Jadi Yudas tahu dia akan mengkhianati Yesus dan Yesus tahu Yudas akan mengkhianati-Nya. Tapi Yesus tetao membasuh kaki Yudas. Yudah menjatuhkan Yesus, tapi Yesus tetap melayaninya. Orang-orang akan menjatuhkan kita. Tapi jangan biarkan itu mencuri kita, membawa kita menjauh dari sukacita pelayanan. Banyak orang yang dikecewakan dan akhirnya mundur. Mereka ke gereja dan tidak mau melayani lagi. Mungkin ktia sedang mencoba mendapatkan identitas dari mereka. Mungkin butuh waktu untuk luka itu supaya pulih. Mungkin waktu itu sudah berlalu dan saatnya mulai pelayanan lagi. Yesus juga membasuh kaki Petrus walaupun Petrus tidak mau. Kata Petrus kepada-Nya “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Yohanes 138-9 Betapa cepatnya Petrus berubah dari tidak menjadi ya. Petrus sangat mudah ditebak. Dia bisa menjadi sangat yakin dengan dirinya tapi ternyata itu salah. Dia bilang dia tidak akan menyangkan Yesus, tapi dia malah menyangkal. 5. PELAYAN ITU RENDAH HATI Yesus menunduk dan merendahkan hati untuk membasuh kaki. Besoknya Yesus merendahkan hati untuk disalib supaya kebutuhan semua manusia dipenuhi. Pelayanan seperti apa yang Tuhan suka? Pelayanan yang rendah hati. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Matius 2311-12 Penghalang terbesar untuk melayani adalah hati kita yang angkuh. Hati kita yang angkuh akan fokus pada apa yang orang lain katakan tentang kita daripada melayani orang lain. Hati yang angkuh akan fokus pada apa yang akan kita rasakan daripada mengetahui bahwa Tuhan mengasihi kita dan mau kita melayani dari kasih itu. Jika kita mau menjadi pelayan yang hebat maka kita harus menghadapi keangkuhan kita. Langkah pertama dalam kerendahan hati bukanlah berpikir bahwa kita itu rendah tapi lebih kepada berpikir bahwa orang lain itu tinggi. Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Yohanes 1312-15 Kita akan bertemu dengan orang yang memiliki kaki yang kotor, baik fisik atau rohani atau emosional. Tuhan akan meminta kita untuk mengambil sehelai kain dalam ungkapan, dan melayani mereka. Kebesaran ditemukan dalam pelayanan. Berkat terbesar dalam hidup kita datang dari tempat-tempat dimana kita memilih untuk melayani. Pelayanan yang rendah hati adalah jalan kepada kebesaran yang murni dan benar. Yesus mengajarkan hal yang terbalik dengan dunia. Di dunia yang mau kita untuk menjadi terkenal, Yesus mau kita mengenali orang lain. Di dunia yang mau kita berpikir bahwa kebesararan adalah tentang apa yang kita dapat, Yesus berkata bahwa kebesaran datang dari apa yang kita beri. Di dunia dimana kita berpikir bahwa keberhasilan adalah tentang apa yang kita capai, Yesus berkata keberhasilan, keberhasilan sejati, datang dari pelayanan. Arti datang dari pelayanan. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. Yohanes 1317
GambarJesus Christ with the twelve apostles. Christ depicted wearing a white robe with a yellow sash, is kneeling before one of the apostles as He washes the feet of that apostle. The other eleven apostles are gathered around a table having just completed the last supper. They are watching Christ. John 131-20 Bagaimana Kita Dapat Melayani Pikirkan tentang cara-cara orang telah melayani Anda dan anggota keluarga Anda. Yesus berfirman, “Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan” Lukas 2227. Sebagai para pengikut sejati Yesus, kita juga harus melayani sesama. Pelayanan adalah menolong sesama yang membutuhkan bantuan. Pelayanan yang seperti Kristus tumbuh dari kasih yang tulus bagi Juruselamat dan dari kasih serta kepedulian bagi mereka yang kepadanya Dia memberi kita kesempatan dan arahan untuk membantu. Kasih adalah lebih dari sekadar perasaan; ketika kita mengasihi sesama, kita ingin menolong mereka. Kita semua harus bersedia untuk melayani, terlepas dari pendapatan, usia, atau kedudukan sosial kita. Beberapa orang percaya bahwa hanya yang miskin dan yang rendah yang hendaknya dilayani. Orang lain berpikir bahwa pelayanan hendaknya hanya diberikan oleh yang kaya. Namun Yesus mengajarkan yang sebaliknya. Ketika ibu dari dua murid-Nya meminta-Nya untuk menghormati putra-putranya dalam kerajaan-Nya, Yesus menjawab, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu” Matius 2026–27. Ada banyak cara untuk melayani. Kita dapat melayani orang lain secara ekonomi, sosial, jasmani, dan rohani. Sebagai contoh, kita dapat berbagi makanan atau bahan-bahan lainnya dengan mereka yang membutuhkannya. Kita dapat menolong mereka yang membutuhkan dengan memberikan persembahan puasa yang murah hati. Kita dapat menjadi teman bagi pendatang baru. Kita dapat berkebun bagi orang yang lanjut usia atau merawat orang yang sakit. Kita dapat mengajarkan Injil kepada orang yang membutuhkan kebenaran atau menghibur orang yang berduka. Kita dapat melakukan tindakan pelayanan yang kecil dan besar. Kita hendaknya jangan pernah gagal untuk menolong seseorang karena kita tidak mampu melakukan hal-hal yang besar. Seorang janda menceritakan tentang dua anak kecil yang datang ke rumahnya tak lama setelah dia pindah ke sebuah kota baru. Anak-anak tersebut membawakannya keranjang makan siang dan catatan yang berbunyi, “Jika Anda menginginkan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan, panggillah kami.” Janda itu dijadikan senang oleh kebaikan kecil tersebut dan tidak pernah melupakan hal itu. Tetapi, kadang-kadang, kita harus berkurban banyak untuk melayani seseorang. Juruselamat memberikan nyawa-Nya dalam melayani kita. Pikirkan tentang orang-orang dalam keluarga atau masyarakat Anda yang membutuhkan secara ekonomi, sosial, jasmani, atau rohani. Renungkan hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk melayani mereka. Mengapa Juruselamat Ingin Kita Melayani Sesama Mengapa Tuhan ingin kita melayani sesama? Melalui pelayanan para pria dan wanita serta anak lelaki dan perempuan, pekerjaan Allah terlaksana. Presiden Spencer W. Kimball menjelaskan “Allah sungguh memerhatikan kita, dan Dia mengawasi kita. Tetapi biasanya melalui orang lainlah Dia memenuhi kebutuhan kita” Ajaran-Ajaran Presiden Gereja Spencer W. Kimball [2006], 99. Sepanjang kehidupan kita, kita semua bergantung kepada orang lain untuk mendapatkan pertolongan. Ketika kita bayi, orang tua kita memberikan makanan, memberikan pakaian, dan merawat kita. Tanpa perawatan ini kita sudah mati. Ketika kita tumbuh, orang lain mengajarkan kepada kita keterampilan dan sikap. Banyak dari kita memerlukan perawatan sewaktu sakit atau uang dalam krisis keuangan. Beberapa dari kita memohon kepada Allah agar memberkati orang-orang yang menderita dan kemudian tidak berbuat apa-apa bagi mereka. Kita harus ingat bahwa Allah bekerja melalui kita. Ketika kita saling membantu, kita melayani Allah. Raja Benyamin, seorang raja yang agung pada zaman Kitab Mormon, mengajari rakyatnya asas ini dengan cara hidupnya. Dia melayani mereka sepanjang hidupnya, mencari nafkahnya sendiri alih-alih disokong oleh rakyat. Dalam sebuah khotbah yang terilhami dia menjelaskan mengapa dia senang melayani, dengan mengatakan “Bilamana kamu melakukan pelayanan untuk sesamamu berarti kamu hanya melayani Allahmu …. Dan jika aku, yang kamu sebut rajamu bekerja untuk melayani kamu, lalu tidakkah seharusnya kamu bekerja untuk saling melayani? Mosia 217–18. Apa yang dapat kita lakukan untuk siap memenuhi kebutuhan orang lain? Kita Menerima Berkat-Berkat melalui Pelayanan Apa berkat-berkat yang kita terima melalui pelayanan kepada orang lain? Ketika kita melayani orang lain kita memperoleh berkat-berkat yang penting. Melalui pelayanan kita meningkatkan kemampuan kita untuk mengasihi. Kita menjadi semakin tidak mementingkan diri. Sewaktu kita memikirkan masalah orang lain, masalah kita sendiri terlihat lebih ringan. Kita harus melayani orang lain untuk memperoleh kehidupan kekal. Allah telah berfirman bahwa mereka yang hidup bersama-Nya harus mengasihi serta melayani anak-anak-Nya lihat Matius 2534–40. Ketika kita memerhatikan kehidupan orang-orang yang melayani dengan tidak mementingkan diri, kita dapat melihat bahwa mereka memperoleh lebih banyak daripada yang mereka berikan. Salah satu orang semacam itu adalah Orang Suci Zaman Akhir yang bernama Paul yang kehilangan fungsi kedua kakinya dalam sebuah kecelakaan. Beberapa orang mungkin menjadi sedih dan merasa tak berguna, namun sebaliknya Paul memilih untuk memikirkan orang lain. Dia mempelajari sebuah usaha dan memperoleh cukup uang untuk membeli sebuah rumah. Di sana dia dan istrinya menyediakan tempat bagi banyak anak yang tak diinginkan, yang tunawisma. Beberapa di antaranya cacat parah. Sampai kematiannya 20 tahun kemudian, dia melayani anak-anak ini dan orang lain. Sebagai balasan dia sangat dikasihi, dan pikirannya teralihkan dari keadaan kakinya yang lumpuh. Dia tumbuh dekat dengan Tuhan. Presiden Spencer W. Kimball mengatakan, “Kita menjadi pribadi yang lebih bermakna ketika kita melayani orang lain—sesungguhnya, adalah lebih mudah ’menemukan diri kita sendiri karena ada lebih banyak dari diri kita untuk ditemukan!” Ajaran-Ajaran Presiden Gereja Spencer W. Kimball, 104. Kesempatan untuk Melayani Beberapa dari kita hanya melayani mereka yang keberadaannya di dekat kita, kita senangi dan menghindari yang lain. Tetapi, Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi dan melayani setiap orang. Ada banyak kesempatan untuk melayani lihat Mosia 415–19. Kita dapat melayani anggota keluarga kita. Para suami dan istri hendaknya menyadari kebutuhan satu sama lain. Para orang tua hendaknya melayani anak-anak mereka bukan hanya dengan memberikan makanan dan pakaian kepada mereka tetapi juga dengan mengajar dan dengan bermain serta bekerja bersama mereka. Anak-anak dapat melayani dengan membantu melakukan pekerjaan rumah serta dengan menolong kakak dan adik. Para suami dan istri saling melayani dan menolong. Mereka dapat saling menolong merawat anak-anak, dan mereka dapat saling mendukung dalam minat dan pengejaran individu mereka. Seorang ibu dan ayah mungkin berkurban untuk mengirim anaknya ke misi. Seorang kakak lelaki dapat menghibur adik perempuannya yang takut akan kegelapan atau menolongnya belajar membaca. Para nabi kita telah memberi tahu kita bahwa sebuah keluarga adalah unit paling penting dalam masyarakat. Kita juga harus melayani keluarga kita lihat Mosia 414–15. Kita memiliki banyak kesempatan untuk melayani tetangga kita, teman-teman kita, bahkan orang asing. Jika seorang tetangga mengalami kesulitan dalam menuai hasil ladang sebelum sebuah badai, kita dapat membantu. Jika seorang ibu sedang sakit, kita dapat mengawasi anak-anaknya atau menolongnya melakukan pekerjaan rumah. Jika seorang pemuda tidak aktif di Gereja, kita dapat membimbingnya kembali. Jika seorang anak dicemooh, kita dapat berteman dengannya dan membujuk orang lain untuk menjadi baik hati. Kita tidak perlu mengenal orang-orang yang kita layani. Kita hendaknya mencari cara-cara untuk melayani sebanyak mungkin anak-anak Bapa Surgawi kita. Jika kita memiliki bakat-bakat khusus, kita hendaknya menggunakannya untuk melayani orang lain. Allah memberkati kita dengan bakat dan kemampuan untuk menolong meningkatkan kehidupan orang lain. Kita memiliki kesempatan untuk melayani di Gereja. Satu tujuan organisasi Gereja adalah memberi kita kesempatan untuk saling menolong. Para anggota Gereja melayani dengan melakukan pekerjaan misionaris, menerima tugas-tugas kepemimpinan, mengunjungi anggota Gereja yang lain, mengajar di kelas-kelas, serta melakukan pekerjaan Gereja yang lain. Dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir tidak ada rohaniwan yang dibayar, jadi anggota biasa harus melaksanakan semua kegiatan Gereja. Bagaimana kita dapat memberikan cukup waktu kepada keluarga kita, bahkan dengan banyaknya kesempatan kita untuk memberikan pelayanan dalam Gereja dan masyarakat? Kristus Adalah Teladan Pelayanan yang Sempurna Apa saja kisah tulisan suci favorit Anda mengenai Juruselamat memberikan teladan pelayanan? Juruselamat menyediakan teladan pelayanan yang sempurna. Dia menjelaskan bahwa Dia tidak datang ke bumi untuk dilayani melainkan untuk melayani serta untuk memberikan nyawa-Nya bagi kita lihat Matius 2028. Yesus Kristus mengasihi kita semua lebih daripada yang dapat kita pahami. Ketika Dia berada di bumi Dia melayani yang miskin, yang terabaikan, yang berdosa, yang dihina. Dia mengajarkan Injil kepada semua orang yang mau mendengarkan, memberi makan orang banyak yang kelaparan yang datang untuk mendengar-Nya, menyembuhkan yang sakit, dan membangkitkan yang mati. Dia adalah Pencipta bumi dan Juruselamat kita, namun Dia melakukan banyak tindakan pelayanan dengan rendah hati. Tepat sebelum Penyaliban-Nya Dia bertemu dengan para murid-Nya. Setelah mengajar mereka, Dia mengambil ember berisi air dan handuk serta membasuh kaki mereka lihat Yohanes 134–10; lihat juga gambar di bab ini. Pada masa itu membasuh kaki tamu merupakan tanda penghormatan dan biasanya dilakukan oleh seorang hamba. Yesus melakukan hal itu sebagai contoh akan kasih dan pelayanan. Ketika kita dengan sukarela melayani orang lain dalam semangat kasih, kita menjadi lebih seperti Kristus. Apa yang dapat kita pelajari dari teladan pelayanan Juruselamat? Tulisan Suci Tambahan Mosia 2 khotbah Raja Benyamin mengenai pelayanan A&P 815 menopang, meneguhkan, memperkuat Kolose 323–24 melayani orang lain sebagaimana Anda mau melayani Tuhan Alma 17–18 Amon melayani raja Galatia 513 melayani satu sama lain dengan kasih
Pada saat kita percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, maka kita sudah berpindah dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran. Karena Yesus mati di atas kayu salib kita telah ditebus dari dosa artinya kita telah dibayar lunas oleh darah dan kematian Yesus Kristus. Itu berarti kita menjadi milik Tuhan sepenuhnya 1 Kor 620. Kita harus mulai belajar memiliki sikap hati melayani. Sebagai orang yang telah dimerdekakan kita adalah orang bebas milik Tuhan 1 Kor 722. Kebebasan kita bukanlah kita gunakan untuk bertindak seenaknya, melainkan untuk bertindak sesuai dengan hukum-hukum Allah 1 Kor 719b, termasuk hukum dalam melayani. Hukum Allah mengenai melayani adalah bertentangan dengan dunia ini. Matius mencatat bahwa jika seorang ingin menjadi besar, dia harus melayani dan jika ia ingin menjadi yang terkemuka hendaklah ia menjadi hamba. Ini adalah sebuah prinsip yang bertentangan dengan prinsip dunia. Yesus pun mengakui bahwa prinsip ini bertentangan dengan prinsip dunia. Dalam Mat 2025-28 jelas sekali bahwa Yesus mengatakan kalau orang dunia ingin menjadi besar dengan cara memerintah dengan tangan besi dan dengan keras, tetapi murid Yesus adalah berbeda. Ada dua hal yang dapat kita pelajari dari prinsip Tuhan Yesus mengenai melayani. 1. Seorang yang Mau Melayani adalah Orang Besar Mat 2026 Terkadang kita berpikir bahwa seorang pelayan adalah seorang yang kecil, hina nggak berkelas, rendah, dlsb. Namun firman Tuhan berkata bahwa seorang yang melayani adalah seorang yang besar. Apa maksudnya? Pepatah mengatakan bahwa kebesaran yang sesungguhnya berawal dari melayani. Kalau kita lihat dalam bahasa asli, Yesus menggunakan kata diakonos. Diakonos berarti pelayan meja yang bertugas untuk melayani sebagai pelayan dapur, yang menantikan perintah di sekitar meja makan diakoneo. Ini bukan pekerjaan yang menyenangkan, karena seringkali ia akan menerima dampratan dari orang yang merasa kurang puas dilayani. Dalam arti luas kata ini menyatakan seseorang yang memperhatikan kebutuhan orang lain, kemudian berupaya untuk dapat menolong memenuhi kebutuhan itu Luk 2227; Yoh. 1226; 1 Tim. 313. Jangan pernah berkata bahwa kita telah melayani Tuhan kalau kita belum bisa menjadi diakonos yang mementingkan dan memperhatikan kebutuhan orang lain. Sebab ketika kita memperhatikan kebutuhan orang lain kita sesungguhnya sedang melayani Tuhan Matius 2540 Hal ini berbicara bahwa seorang yang melayani adalah seseorang yang mau mementingkan kepentingan orang lain. Orang seperti ini dilihat Tuhan sebagai orang besar. Karena tidak mudah untuk melakukan hal tersebut ada pengorbanan yang harus diberikan. Baik tenaga, pikiran terlebih hati. Yesus mengatakan bahwa orang yang melayani adalah orang yang besar karena orang yang mau melayani harus memiliki kebesaran hati. Tuhan tidak pernah melihat kita dari rupa kita, kemampuan kita atau apa yang telah kita lakukan, namuan dia melihat hati. Sebuah pepatah mengatakan bahwa “jika Tuhan ingin mengukur kebesaran seseorang, Dia akan meletakan karet di sekeliling hati bukan kepala”. Tuhan kita adalah Tuhan yang melihat hati, karena hati adalah pusat kehidupan yang dari sanalah terpancar kehidupan yang sesungguhnya dari orang tersebut. Jika Tuhan melihat hati orang yang mau melayani dan memiliki kebesaran hati untuk melakukannya, maka Tuhan tidak segan-segan untuk mengangkat orang tersebut. Contohnya adalah Raja Daud. Milikilah sikap hati yang mau melayani, milikilah kebesaran hati untuk melayani, maka engkau adalah orang besar di hadapan Tuhan dan pada saatnya Tuhan akan mengangkat engkau. 2. Seorang Hamba adalah Seorang yang Terkemuka Hal kedua ini lebih tidak masuk akal lagi. Bagaimana mungkin seorang hamba dapat menjadi seorang yang terkemuka. Hamba itu adalah posisi yang paling rendah. Bahkan kata yang dipakai oleh Yesus pada waktu mengucapkan hal ini adalah doulos yang berarti budak. Pada zaman PB, seorang budak dapat dibeli atau dijual sebagai komoditi. David Watson menyatakan “Seorang budak adalah seorang yang sama sekali tidak memiliki kepentingan diri sendiri. Dalam ketaatan penuh kerendahan hati ia hanya bisa berkata dan bertindak atas nama tuannya. Dalam hal ini tuannya berbicara dan bertindak melalui dia”. Benar-benar tak berdaya. Dengan definisi seperti ini bagaimana mungkin Yesus berkata bahwa jika ingin menjadi terkemuka seseorang harus menjadi hamba/budak. Yang dimaksud Yesus bukanlah kita harus bekedudukan atau mengerjakan pekerjaan seperti layaknya seorang hamba, atau kasarnya kita semua harus menjadi pembantu, pegawai rendahan yang tidak punya daya sama sekali. Kita bukanlah hamba manusia, melainkan hamba Tuhan Raja di atas segala raja. Tuhan tetap menginginkan semua anakNya menjadi pemimpin, menjadi kepala dan bukan ekor. Yang dimaksud Yesus disini adalah sikap hati seorang hamba. Seorang hamba adalah seorang yang mau melayani dengan kerendahan hati dia tidak memikirkan kepentingan sendiri. Seseorang yang memiliki sikap hati seperti inilah yang dicari Tuhan. Matius 2312 mengatakan bahwa “barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Tuhan tidak akan mengangkat orang-orang yang sombong, tetapi Ia akan mengangkat orang yang rendah hati. Oleh karena itu jadilah orang yang rendah hati dan tidak egois. Hingga pada saatnya engkau akan ditinggikan. Beberapa contoh dari tokoh Alkitab yang awalnya adalah seorang hamba, namun kemudian dia menjadi seorang pemimpin besar dan terkemuka. Yosua adalah hamba Musa, namun karena ketaatannya dan sikap hati yang mau melayani maka dia diangkat Tuhan menjadi pengganti Musa dan memimpin bangsa Israel memasuki tanah perjanjian Yosua 11-2. Elisa adalah hamba Elia, dia memiliki sikap hati yang melayani, maka Tuhan mengangkat Elisa menggantikan Elia menjadi nabi 1 Raja 1921. Milikilah sikap hati seorang hamba yang rendah hati, taat, tidak mementingkan diri sendiri dan tulus melakukannya tidak ada motivasi untuk naik pangkat dengan melakukan segala cara Melayani adalah berbicara mengenai sikap hati. Apapun yang kita lakukan dan apapun pekerjaan dan profesi kita, melayani adalah kunci untuk kita dapat menjadi seorang yang besar dan terkemuka. Tuhanlah yang meninggikan dan Tuhan yang merendahkan sesuai dengan sikap hati kita dihadapan Tuhan ketika kita melakukan segala sesuatu yang kita kerjakan. Tuhan tidak melihat apa yang kita lakukan melainkan dia melihat hati kita ketika kita melakukannya. Melayani adalah sebuah gaya hidup orang kristen dalam setiap aktifitas kita setiap hari. Baik dalam keluarga kita maupun dalam pekerjaan apabila kita sudah bekerja. Milikilah sikap hati seorang pelayan, namun mentalitasnya seorang raja. Artinya ketika kita bekerja milikilah sikap hati yang mau dengan taat mengerjakannya, dengan kerendahan hati, dengan kebesaran hati, tetapi mental seorang raja, seorang pemimpin yang terus berpikir untuk kemajuan pelayanan atau pekerjaan kita. Menjadi besar dan terkemuka adalah dampak dari sikap hati yang melayani, itu bukan tujuan kita melayani. Melayani bukan untuk membuat kita menjadi besar dan terkenal, melainkan melayani adalah sesuatu yang kita lakukan dan berdampak besar buat orang-orang dan lingkungan yang ada di sekitar kita.